Minggu, 10 Juni 2012

coba deh difikirkan...

''aku kuatir terhadap suatu masa yg rodanya dapat menggilas keimanan
keyakinan hanya tinggal pemikiran yg tak berbekas dalam perbuatan...
banyak orang baik tapi tak berakal,
ada orang berakal tapi tak beriman, 
ada lidah pasih tapi berhati lalai,
ada yang khusyu namun sibuk dalam kesendirian,
ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis,
ada ahli maksiat rendah hati bagaikan sufi,
ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat, 
dan ada yang banyak menangis karena kufur nikmat,
ada yg murah senyum tapi hatinya mengumpat,
dan ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut,
ada yang berlisan bijak tapi tak memberi teladan,
dan ada pelacur yang menjadi figur,
ada yang berakhlak tapi tak bertuhan. 
lalu diantara semua itu, dimana aku berada??'' (ali bin abi thalib)

salah satu contoh berukhuwah di dalam keluarga :)

Di perjalanan, pemuda itu terbiasa menyapa dan mengajak bicara siapa saja yang berdiri didekatnya ataupun duduk di sebelahnya. Hari itu, yang duduk disampingnya dalam penerbangan Jakarta-Singapura tampak tak biasa. Seorang ibu. Sudah cukup sepuh dengan keriput wajah mulai menggayut. Kerudungnya kusut. Sandalnya jepit sederhana. Dan dalam pandangan si pemuda, beliau tampak agak udik. Tenaga kerjakah ? Setua ini ?
Tetapi begitu si pemuda menyapa, si ibu tersenyum padanya dan tampaklah raut muka yang sumringah dan merdeka. Sekilas, garis-garis ketuaan di wajahnya menjelma menjadi semburat cahaya kebijaksanaan. Si pemuda takjub.


“Ibu hendak kemana?” tanyanya sambil tersenyum ta’zhim
“Singapura Nak,” senyum sang ibu bersahaja.
“Akan bekerja atau….?”
“Bukan Nak. Anak Ibu yang nomor dua bekerja disana. Ini mau menengok cucu. Kebetulan menantu Ibu baru saja melahirkan putra kedua mereka”
Si pemuda sudah merasa tak enak atas pertanyaannya barusan. Kini ia mencoba berhati-hati.


“Oh, putra Ibu sudah lama bekerja disana?”
“Alhamdulillah, lumayan. Sekarang katanya sudah jadi Permanent Resident begitu. Ibu juga nggak ngerti apa maksudnya, hehe..yang jelas disana jadi arsitek. Tukang gambar gedung.”


Si pemuda tertegun. Arsitek? PR di Singapura? Hebat!.
“Oh iya, putra Ibu ada berapa?”
“Alhamdulillah Nak, ada empat. Yang di Singapura ini, yang nomor dua. Yang nomor tiga sudah tugas jadi dokter bedah di Jakarta. Yang nomor empat sedang ambil S2 di Jerman. Dia dapat beasiswa.”
“Masya Allah..Luarbiasa. Alangkah bahagia menjadi Ibu dari putra-putra yang sukses. Saya kagum sekali pada Ibu yang berhasil mendidik mereka.” si pemuda mengerjap mata dan mendecakan lidah.


Si Ibu mengangguk-angguk dan berulangkali berucap “Alhamdulillah.” Lirih. Matanya berkaca-kaca.


“Oh iya, maaf Bu..Bagaimana dengan putra Ibu yang pertama?”
Si Ibu menundukan kepala. Sejenak tangannya memainkan sabuk keselamatan yang terpasang di pinggang. Lalu dia tatap lekat-lekat si pemuda.
“Dia tinggal di kampung Nak, bersama dengan Ibu. Dia bertani, meneruskan menggarap secuil sawah peninggalan bapaknya.” si Ibu terdiam. Beliau menghela nafas panjang, menegakkan kepala. Tapi kemudian menggeleng, menerawang ke arah jendela sambil mengulum senyum yang entah apa artinya. Si pemuda menyesal telah bertanya. Betul-betul menyesal. Dia ikut prihatin.


“Maaf Bu, kalau pertanyaan saya menyinggung Ibu. Ibu mungkin jadi sedih karena tidak bisa membanggakan putra pertama Ibu sebagaimana putra-putra Ibu yang lain.”
lalu serta merta sang Ibu berkata…


“Oh tidak Nak. Bukan begitu…!” si Ibu cepat-cepat menatap tajam namun lembut pada si pemuda. lalu berkata…


“Ibu justru sangat bangga pada putra pertama Ibu itu. Sangat-sangat bangga. Sangat-sangat bangga!” Si Ibu menepuk-nepuk pundak si pemuda dengan mata berbinar seolah dialah sang putra pertama.


“Ibu bangga sekali padanya, karena dialah yang rela membanting tulang dan menguras tenaga untuk membiayai sekolah adik-adiknya. Bahkan dialah yang senantiasa mendorong, menasehati, dan mengirimi surat penyemangat saat mereka di rantau. Tanpa dia, adik-adiknya takkan mungkin jadi seperti sekarang ini!” sang Ibu terisak.


Sunyi. Tak ada kata.


Pemuda itu mengambil sapu tangan. Genangan di matanya tumpah…

Sabtu, 09 Juni 2012

Terima Kasih :D


Sedikit bercerita tentang masa lalu. Banyak ucapan terima kasih kepada masa lalu, jujur saja kepada banyak orang yang udah nyakiti aku, sehingga aku bisa setegar ini.  Dan khusus ucapan terima kasih berkali-kali kepada kamu seorang.
Terima kasih buat kamu yang pernah aku sukai, menyukaimu itu adalah hal yang indah tetapi sungguh menyakitkan. Berapa butir kata-kata yang pernah ku rangkai ku tuliskan pada kertas yang tak pernah ku berikan kepadamu. Terima kasih karena kamu sudah tega, sudah tega membuat hari-hariku menyenangkan, dengan perhatianmu, dengan semua yang telah kau berikan kepadaku, dan ternyata hanya memberikan harapan palsu kepadaku.
Jujur saja harapku mati ketika bukan aku yang ternyata yang kau pilih, mungkin kata orang kamu memilih yang terbaik dari segalanya tapi dengan cara seperti itu??. Seperti itukah caramu untuk memilih???. Harus mengorbankan aku, atau banyak yang lainnya juga??.  Entahlah aku sadar dengan kebodohanku dulu, terima kasih lagi, sekarang aku sudah tidak pernah berharap dengan siapapun. Terima kasih karena kamu yang sudah membuat aku jadi cewek cengeng, dengan gampannya air mataku terjatuh berkali-kali, tapi kamu tahu aku sekarang sudah tidak pernah menangis karena hal yang ku sia-sia. Terima kasih sudah mengizinkan aku masuk dihidupmu meskipun tanpa kusadari aku hanya seseorang yang mempermalukan diriku sendiri dihidupmu. Terima kasih udah mau jadi motivasiku. Terima kasih loo tanpa sadar gara-gara kamu suka sama cewek berkrudung, aku jadi sering berkrudung sampai sekarang juga aku tetap menggunakan krudung.  Terima kasih sudah menyempatkan waktu buat seseorang yang egois, manja, jelek, chaldish, yang ini.
Yah terima kasih terakhir karena kamu sudah LUPA dengan  aku sekarang :')
Oh ya, Aku masih binggung apa yang aku suka darimu,hem… siapa yang tahu pasti perasaan manusia toh yang ngatur hanya Allah, mungkin saja kamu hanya titipan Allah, sebentar agar aku mau sadar.
Semoga kamu bahagia dengan dirinya sekarang dan selama lama lama lama lama nya.. :D
Kamu, !!!
Sekarang aku  sudah tegar loo :D. Aku udah jadi cewek yang nggak pernah menyukai hal yang berlebihan. Sekarang juga aku nggak bisa suka seseorang lagi kaiag kamu dulu #alay banget. Oh ya aku sempat berfikir nyari penggantimu yang lebih loo. Tapi kalau difikir-fikir nggak bakal dapet jadi akhirnya aku rubah cara berfikirku bukan seseorang yang harus menjadi lebih dari pada  kamu. Tetapi aku sendirilah yang harus lebih dari kamu dan dirinya yang sekarang masih disampingmu.
Aku sadar setelah kamu pergi jauh dari aku, ternyata  Allah hanya ngirim kamu dalam kehidupanku agar aku menjadi tegar dan ngebuat aku jadi semangat dalam hidup, agar aku usaha buat  ngalahin kamu dan "dirinya"
Makasi loo Kamu
Thanks to Allah :*
Allah lebih tau apa yang kita inginkan :D
Karena cinta tak harus memiliki
Dan karena cinta tak boleh melebihi Allah yang menciptakan kita